Jumlah atau peluang?

Postingan ini ga dimaksudkan untuk riya. Kalau terkesan riya, itu kesalahan gw sebagai manusia. Kalau berhasil menginspirasi pembacanya untuk menyumbang, berarti alhamdulillah

Jadi, karena sekarang – paling enggak untuk sementara – gw udah punya penghasilan, gw pun harus menunaikan salah satu kewajiban gw: menyisihkan sebagian harta buat menolong orang lain. Karena gw diajarkan bahwa dalam melakukan sesuatu kita harus mengutamakan impact dari hal yang kita lakukan, gw memilih untuk menyumbang untuk kegiatan yang berbau pendidikan. Hey, like they said, “Give a man a fish and you feed him for a day. Teach a man how to fish and you feed him for a lifetime.” Pendidikan adalah aset paling berharga bukan?

Sekarang pertanyaannya adalah: kepada siapa uang pendidikan ini harus disalurkan? Apa kriterianya? Ini jadi dilema ya. Kalau yang saat ini gw lihat ada dua pilihan besar: Bisa disalurkan ke banyak anak-anak yang kurang mampu, tapi dengan level pendidikan yang lebih rendah.. Atau ke mereka yang sudah pasti jadi mahasiswa, meskipun ini berarti tentu saja hanya sedikit yang bisa dapat bantuan.

Sampai sejauh ini gw masih lebih condong ke opsi kedua. Pasalnya, mereka yang sudah berhasil mencapai level mahasiswa (terutama apabila univ nya bagus) sudah melalui proses seleksi yang ketat, dan hampir bisa dipastikan memiliki bekal yang memadai untuk melakukan perubahan besar. Kalau mau dilhat dengan cara lain ya, seolah-olah gw ingin menanam modal gw di dalam sesuatu yang lebih mungkin berhasil.

Tapi tentu saja ini bukan satu-satunya jawaban, dan kebetulan gw masih punya waktu lumayan lama untuk memikirkan hal ini.

2 thoughts on “Jumlah atau peluang?

Leave a reply to Adit Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.